Wisata Kemiskinan; Wisata Alternatif atau Mempermalukan Bangsa

Yup mungkin aneh dan sangat jauh dari definisi wisata yang selama ini ada dibenak kita semua, namun begitulah adanya sebuah konsep wisata yang ditawarkan sebuah agen wisata di Jakarta Timur sejak Januari 2008, para wisatawan(kebanyakan wisatawan import) diajak berkeliling dan masuk ke daerah2 kumuh dipandu seorang guide yang memandu dan menjelaskan kepada wisatawan mengenai obyek wisatanya, konsep yang terasa begitu kontraproduktif dengan pemikiran kita, pun tak hanya kita, konsep ini memicu sikap kontradiksi pada kalangan pengusaha pariwisata, anggota DPRD sampai pejabat2 kementrian kita.
Hampir semua pihak yang kontra ini menyayangkan eksploitasi kemiskinan untuk dijadikan lahan meraup keuntungan para pengelola jasa tersebut, apalagi kemiskinan sendiri adalah musuh kita bersama sebagai sebuah bangsa, dan ini jelas mempermalukan bangsa kita (terlebih2 para penguasa negeri ini) karena menjadi satu2nya tujuan Wisata Kemiskinan di dunia.
Namun salahkah ide yang dilempar ke dunia pariwisata ini?? bagi saya ya, tapi setidaknya ide ini bukanlah ide sampah yang lantas harus ditutup rapat2 dan kembali menjadi rahasia kita sebagai bangsa, saya melihatnya sebagai sebuah inovasi dari kejenuhan pengelola wisata yang makin kompetitif dan obyek2 wisata yang ada memang “kurang terpelihara” oleh pemerintah kita.
Justru menurut saya ini adalah ide yang harus kita dukung meski konsep penyajian wisatanya diubah, kenapa saya meyebut demikian? karena diakui atau tidak kemiskinan adalah bagian dari diri kita, jangan menjustifikasi ide ini mempermalukan kita sebagai sebuah bangsa, tapi lihatlah peluang peluang yang ada dari ide ini.
Pemerintah kita, parpol2 kita yang sesumbar di masa kampanye terbukti gagal mengentaskan rakyat dari kemiskinan, mungkin mereka akan membantahnya dengan angka2 statistik, tapi ini dunia nyata bung, kemiskinan tidak akan dihapus oleh angka2 statistik, namun kita berpijak pada kondisi realitas yang ada. Berapapun anggaran pemerintah untuk BLT dan pemberdayaan kaum miskin memiliki tingkat efektifitas yang kecil dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Justru dengan adanya ide Wisata Kemiskinan ini kita bisa menemukan banyak manfaat daripada mempermasalahkan rasa malu kita sebagai bangsa, beberapa hal yang saya tangkap dari ide ini adalah
1. Menggugah rasa malu penguasa, benar atau tidak ide ini tetaplah berawal dari sindiran betapa tidak mampunya pemerintah kita mengentaskan kemiskinan, sehingga perlu diberikan semacam teguran pada mereka, karena merekalah yang mengemis2 suara rakyat kecil waktu kampanye.
2. Membantu program pemerintah mengentaskan kemiskinan, ide ini memang mengeksploitasi kemiskinan namun bukan berarti kita tidak bisa memanfaatkannya untuk mengentaskan kemiskinan, pemerintah bisa mendapat devisa dari wisata ini, pengelola jasa bisa mendapat tambahan pemasukan, warga2 pemukiman yang menjadi obyek wisata juga bisa dilibatkan dalam Wisata ini dimana mereka bisa menjadi guide/bahkan menjadikan rumah mereka semacam homestay ala kadarnya bagi wisatawan (saya tertarik pada ide Bedah Rumah yang menitipkan artis di rumah kumuh yang akan dibedah)
3. Menarik investor, tentu saja investor disini adalah para wisatawan itu sendiri, tentu sebagai wisatawan mereka akan mengeluarkan uang ketika berwisata, begitupun di pemukiman kumuh, mereka bisa melakukan transaksi2 ekonomi, bukan tidak mungkin botol2 aqua yang dikumpulkan pemulung justru bisa bernilai mahal dan dijadikan semacam kenang2an oleh wisatawan daripada dikumpulkan di pengepul dengan harga yang tidak manusiawi?
Tapi terlepas dari 3 hal tersebut memang ini adalah sebuah permasalahan yang sangat sensitif, jika memang nanti wisata ini memang diperbolehkan setidaknya memang apa yang dilakukan Ronny Paluan dengan Biro Jasa Pariwisatanya harus diawasi lebih ketat, karena hal semacam ini setidaknya harus melibatkan 3 unsur yaitu pemerintah, pengusaha dan warga2 itu sendiri. Dan perlu juga diberikan batasan2 yang ketat baik mengenai apa2 yang boleh dan tidak boleh, areal wisata, deadline pencapaian perubahan kesejahteraan bagi pemukim yang harus dicapai bersama 3 unsur ini dalam jangka waktu tertentu (Misal dalam jangka waktu 5 tahun dari pencanangan daerah wisata kemiskinan, daerah itu sudah harus ditutup untuk wisata sejenis dan warga disana sudah memiliki tingkat kesejahteraan tertentu; entah diukur dari terpenuhinya kebutuhan primer, sekunder/tersier)
Tapi akankah hal semacam ini terlaksana dan didukung pemerintah???
Mimpi Kali Yee tunggu klo presidennya dah bukan eS Be Yee
Bgs jg menurut rose..biar dunia tahu inilah hasil demokrasi yg ada diindònesia
bener rose biar penguasa di negeri ini malu, biar mereka kerja lebih maksimal jangan nuntut tunjangan finansial mulu
mobil 1,3 milyar bs dganti dgn mobil yg lbih murah…. sisanya bs mmbangun sekolah..sby presiden…ko…r..eh jgn ntar ngambek lg…hehe
hmmmmmOra komenlah
ati2 bro bisa dilaporin orang separte dibilang mempitnah presiden dan parte
OL sit chate gih
what sampean bilang haha…
haiyah critanya pindah rumah ni?tak goleki kok ra ketemu
katanya membela rakyat itu mah membela diri sendirimemang sudah seharusnya diadakan perubahan .
Nunggu Priyo aja yang jadi presiden :)Thanks for sharing and invite 🙂
Demokrasi ternyata tetap makan korban
tragis..kemiskinan justru dijadikan komoditi
ide aneh wisata ke tempat kumuh….. :)… yah namanya juga usahaaa…. nggak ada yang salah toh?!bagaimanapun… I Love Indonesia
kemiskinan seharusnya bukan objek…kalau mau membantu ya bantulah setulus hati, gak perlu pakai embel2 wisata..menjaga perasaan orang itu penting
Sebenernya bkan hanya Indonesia aj yg memiliki daerah kumuh. Hampir semua bangsa di Asia memilikinya. Jadi knp jg dianggap kontra seperti sebuah aib. Aku rasa kemiskinan hanyalah aib bagi petinggi negara dan harusnya dgn adanya “aib” itu, mereka malu dong korupsi uang rakyat
setuju
mending wisata kemiskinan daripada wisata bencana
sebagai warga miskin nyong tersinggung yaqin..
perlu ada pembenahan sikap aparat secara keseluruhan
waduh ga berharap jadi presiden, rakyat biasa dilarang mimpi jadi presiden jatah presiden cuma buat pemimpin Parpol
semoga cepet ketemu solusinya yo mbang
sebenarnya tidak selalu kita melihatnya sebagai komoditi bro, tapi apakah kita bisa menjadikannya tidak semata2 hanya eksploitasi kemiskinan namun perlu dibuat goal yaitu tercapainya kesejahteraan penduduk2 tersebut dalam kurun waktu tertentu jika program ini memang dikomersialisasikan sebagai bentuk wisata, klo nunggu program pemerintah mengentaskan kemiskinan kayake sulit tercapai dalam jangka waktu 10 tahun
mungkin justru bisa diagendakan ke sekolah2 dalam artian bukan sebagai bentuk wisata tapi mengajak anak2 kita belajar berempati dan memiliki kepekaan sosial yang lebih baik dari generasi kita sekarang dengan mengadakan kunjungan2 ke tempat2 kumuh tersebut daripada anak2 kita diajak berwisata ke tempat2 wisata yang jauh dan berorientasi pada peghambur2an uang
Kekurangtanggapan pemerintah dalam pengentasan kemiskinan ini yang sebenarnya membuka opsi ide untuk menjadikannya sebagai bentuk wisata, pun benar emang bro seyogyanya emang membantu setulus hati tanpa embel2, tapi perlu disadari bersama juga bahwa bantuan2 semacam pasar murah atau program kesehatan dari LSM kekurangan dana akibatnya kegiatan yang dilakukan hanya bersifat insidental bukan kontinuitas sehingga tidak memiliki visi misi yang bisa dicapai dalam tahap2 tertentu, seperti program bencana kan jelas ada masa tanggap darurat, masa rehabilitasi dan masa pasca rehabilitasi, masing2 masa memiliki agenda jelas fokus penanganan yang dilakukan pada masa itu, jadi pelaksanaan program ini harus benar2 memiliki arah bukan sebagai komoditas pengeruk kekayaan tapi sebagai upaya memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jadi konsep wisata kemiskinan yang dilakukan biro jasa yang ada sekarang ini memang jauh dari pemberdayaan masyarakat tapi kita bisa melihat ada peluang lain yang lebih baik dalam peningkatan kesejahteraan tersebutMasih banyak program lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kecil yang kontinyu dilakukan oleh individu maupun LSM misal sekolah jalanan yang kontinyu dilakukan, sedangkan klo program2 pemerintah semacam BLT maupun transmigrasi sepertinya hanya jalan ditempat
hehehe yang penting niatnya kesana juga membantu ga cuma wisata nonton penderitaan orang lain kang
kiye cuma wacana kang gregetan ndeleng pejabat pada ngukur kemiskinan koh nganggo angka statistik udu kondisi realitas
bener la, menbudpar sama pejabat2 DPR aja sampe kebakaran jenggot karena malu kemiskinan mereka dikomersialkan dalam bentuk wisata, semoga kejadian ini menampar rasa tanggung jawab para penguasa negeri ini untuk lebih berusaha dan bersungguh2 dalam menyejahterakan rakyat scara nyata daripada cuma ngoceh di TV, biar keliatan pejabat2 kita mata duitan ngajuin dana beli mobil mewah aja dibela2in sampe ngotot, kenapa tidak pernah ngotot untuk memberikan sedikit atensi kepada rakyat miskin?
lah kayane ya niate nonton bukannya mbantu. yang ada malah nambahin masalah. Kaya pas toko cat demangan kebakaran kemarin, pemadam kebakaran sampai kesulitan menyuruh penonton menjauh agar kerja mereka leluasa…
rika melu nonton apa liwat kang? nyong disms bebeh nonton wis tanggung ireng mbokan nambah, btw rika panggone art shop kidul bale kulit yah? deneng nek liwat sepi2 baen?
Ehm mereka cuma ngotot untuk kepentingan diri sendiri. Rakyat dicuekin. Yang miskin tetap miskin. Yang kaya makin kaya. Hurayy ahak ahak
mlarat bukan berarti sugih……..
yak e sih gitu la, modalnya banyak sih
bener ma
2011 November: 7 days tour of 11 participants from: UK (2), Japan (2), Aus (2), US (1), Holland (2 participants with 1 participant 3days tour) Harap lihat juga (Facebook) Jakarta Tour Indonesia, dan http://www.realjakarta.blogspot.com. Thank you terima kasih.
menteri, gubernur, dinas pariwisata, pejabat, anggota depeer, birokrat, bahkan dua pentolan elesem, saya pikir salah kira dan salah paham, karena ini gagasan baru yang konon di dunia saja baru yg ke-4 tetapi yg ke-1 karena yg 3 digagas orang asing. gagasan murni sebenarnya perlu ditanggapi dengan pikiran terbuka: mind set dan paradigma yg tulus dan positip akan melahirkan cara pandang yg luas, dalam, dan bermanfaat. soal “wisata kemiskinan” kalau saya disebut tak bermartabat oleh salah satu penguasa republik tercinta, sementara presiden Brazil justru membuat proghram Nasional dengan Rio Top. Gagasan sederhana yang saya tampilkan menjadi negatip kalau pikiran kita negatip. Kita tahu wisata seks, judi, dll tak jua diperhatikan Pemerintah. Kemiskinan adalah tugas kita bersama dientaskan, dan membiarkan kemiskinan berarti membuat kejahatan terhadap kemanusiaan dan merendahkan harkat kemanusiaan kita. Untuknya kita perlu solidaritas dan kolaborasi bersama.
maturnuwun komentarnya mas ronny, wah ternyata dikomentari sama mas ronnynya sendiri hehehe. saya sepakat sama mas ronny, semoga program mas ronny bisa dijadikan alternatif untuk meningkatkan kesejahteraan mereka,